Dihujam Kemunca
"Sejak itu tuhan sebut kita sia sia"
Sedih memang,
Namun puan, apa yang telah kita perbuat?
Apakah hanya sebuah beranda?
Yang terus bergulir dan dilupakan
Aku dingin terlentang,
Menatap langit biru mendung
Termenung, entah kenapa
Jikalau kau merana maka aku merasa tercela, pikir kemunca pun sukma tenang
Namun, wahai puan apakah ini dapat bertahan sampai kemunca?
Dan wahai kemunca apakah akan seperti bunga tidur yang indah?
Ganjalan pun tak kalah bersua
Ribuan tlah menjadi angan angan dosa
Memberatkan!
Tetapi Radikalmu pun meringankan.
Lantas apakah akhirnya sukacita melanglang sia sia?
Sedih memang,
Namun puan, apa yang telah kita perbuat?
Apakah hanya sebuah beranda?
Yang terus bergulir dan dilupakan
Aku dingin terlentang,
Menatap langit biru mendung
Termenung, entah kenapa
Jikalau kau merana maka aku merasa tercela, pikir kemunca pun sukma tenang
Namun, wahai puan apakah ini dapat bertahan sampai kemunca?
Dan wahai kemunca apakah akan seperti bunga tidur yang indah?
Ganjalan pun tak kalah bersua
Ribuan tlah menjadi angan angan dosa
Memberatkan!
Tetapi Radikalmu pun meringankan.
Lantas apakah akhirnya sukacita melanglang sia sia?
PT 4
https://rudisetiawanmasadepan.blogspot.com/2020/10/temukan-aku-dalam-sesalmu.html
Komentar
Posting Komentar